Padang Panjang, Kota Tua Yang Sedang Bangkit

 

Kereta Api melintas di Jembatan Tinggi, rerbang masuk Padang Panjang dari arah Padang

Kalau mendengar nama kota Padang Panjang di Sumatera Barat, apa yang pertama kali terlintas di benak anda ? Hujan..dingin..kota mungil..sate Mak Syukur..Mifan..dan banyak lagi ? semuanya benar, tergantung dari kesan apa yang paling kuat dihati anda tentang Padang Panjang ini. Bahkan bagi anda pecinta Hamka sebagai seorang sastrawan, pasti mengenal Padang Panjang sebagai salah satu latar novel romantisnya yang tragis yaitu Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk.

Padang Panjang, dengan luas cuma 23 km2 dan jumlah penduduk lebih kurang 53.000 jiwa pada tahun 2009 dan memiliki cuma dua kecamatan menjadikan kota ini sebagai salah satu kota terkecil di republik ini.  Tapi jangan salah, walaupun sangat kecil segi luas wilayah tapi Padang Panjang menyimpan sejarah yang panjang. Tanggal 1 Desember 2009 yang lalu kota ini genap berumur 219 tahun. Sudah tua sekali memang. Dalam rentang 219 tahun umur kota ini begitu banyak sejarah yang tercatat mengiringi perjalanannya. Dizaman kolonial Belanda, kota yang secara geografis terletak sangat strategis di jantung propinsi Sumatera Barat ini dipandang sabagai salah satu kota yang penting. Ketika sistim tanam paksa dijalankan kolonial belanda, Sumatera Barat termasuk sebagai salah satu daerah penghasil kopi utama dan Padang Panjang adalah kota pengumpul hasil tanaman kopi dari daerah-daerah sekitarnya. Saat itu konon begitu banyak gudang-gudang pengumpulkopi di Padang Panjang untuk selanjutnya dikirim ke Eropa melalui  Padang sebagai kota utama yang memiliki pelabuhan Emma Haven alias Teluk Bayur. Saat itu Kota Padang Panjang dikenal sebagai kota dagang utama di Sumatera Barat, khususnya di  Wilayah pedalaman Sumatera Barat atau yang disebut Padangsche Bovenlanden. Konon dimasa itu seorang saudagar belum  dianggap besar jika belum memiliki gudang pengumpul kopi di Padang Panjang.

Foto Tempo Doeloe tentang aktifitas pasar rakyat  di Padang Panjang

Aktifitas di Pasar Rakyat Padang Panjang Tahun 1935

Stasiun Kereta Api Padang Panjang 1930

Wajah Padang Panjang tempo doeloe

Nama Padang Panjang juga dibesarkan oleh aktifitas pendidikan yang pesat jauh melampaui kota-kota lain di Sumatera Barat bahkan Indonesia sekalipun. Bahkan saking bergairahnya iklim pendidikan di Padang Panjang diawal abad lalu menjadikan kota ini sangat kondusif untuk menerima pemikiran baru. Tidak heran jika Haji Abdul Karim Amrullah memilih untuk membesarkan Muhammadiyah dikota ini setelah melakukan lawatan ke Jogja pada tahun 1925.

Sejarah kependidikan memang  terentang panjang dikota ini, adalah Diniyah Putri sebuah lembaga pendidikan yang didirikan  oleh Ibu Rahmah El Yunusiah di awal abad yang lalu menjadi sebuah catatan fenomenal kota ini. Bagaimana mungkin di era penjajahan berdiri sebuah lembaga pendidikan untuk memberdayakan wanita..mustahil.. tapi hal itu terjadi di Padang Panjang. Bahkan lembaga ini masih bertahan sampai detik ini dengan kwalitas yang sangat bagus dan dikenal luas bukan saja ditingkat nasional bahkan regional. Cerita tentang diniyah putri adalah cerita manis tentang seorang perempuan perkasa yang lahir di era kolonialisme. Rahmah Elyunusah yang dikenal keras hati, teguh pendirian, dan kuat kemauan,semangat belajarnya pun sangat kuat. Ia gigih berjuang mewujudkan cita-citanya, yakni mendirikan sekolah khusus kaum perempuan, agar kaum wanita tidak pasrah pada keadaan dan bangkit memperoleh keseteraan dengan kaum laki-laki.

Kenyataan inilah yang mendorong semangat wanita yang pernah berguru pada Haji Abdul Karim Amrullah alias Haji Rasul, ayahanda Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka) di surau Jembatan Besi, Padang Panjang, untuk mendidik kaum perempuan menurut dasar agama dengan mendirikan Diniyah School Putri. Pada 1 November 1923 sekolah itu dibuka dengan nama Madrasah Diniyahlil Banat dipimpin oleh Rangkayo Rahmah el-Yunusiyah. Saat itu muridnya berjumlah 71 terdiri dari para ibu muda, bertempat di Masjid Pasar Usang. Mula-mula mereka belajar ilmu agama dan tata bahasa Arab. Belakangan sekolah ini menerapkan sistem pendidikan modern, mengabungkan agama, umum dan pendidikan ketrampilan. Kiprahnya dalam dunia pendidikan mendapat perhatian Rektor Universitas Al-Azhar, Kairo, Dr. Syekh Abdurrahman Taj, yang sempat berkunjung ke Diniyah School Putri pada 1955. Pada 1957, ia mendapat gelar sebagai Syaihah oleh Universitas Al-Azhar, setara dengan Syekh Mahmoud Salthout, mantan Rektor Al-Azhar.

Padang Panjang tempo doeloe  juga sudah memiliki Sumatera Thawalib. Lembaga pendidikan yang didirikan oleh H. Abdul Karim Amrullah, ayahanda Buya Hamka sebagai kelanjutan dari Surau Jembatan Besi yang diasuhnya selama ini. lembaga pendidikan agama terus berkembang dan turut dibesarkan oleh Zainudin Labay el yunusy yang juga kakak dari Rahmah El Yunusiah. sebelum Pesantren Gontor berdiri Thawalib Padang Panjang sudah melahirkan lulusan-lulusan  terbaiknya. Cukup banyak tokoh nasional yang berasal dari Thawalib Padang Panjang, salah satunya Buya Hamka.

Sebagai salah seorang pengaggum Buya Hamka saya begitu menikmati membayangkan bagaiman beliau melakukan aktifitas sehari hari di kota kecil ini. seperti apa wajah kota ini sekian puluh tahun yang lalu dimana seorang ulama besar yang berkaliber internasional pernah menghabiskan masa kecilnya disini.

Sejarah tidak cuma mencatat kisah manis Padang Panjang tetapi juga kisah pahit, sebagai daerah yang terletak persis diatas Sesar Semangko, salah satu patahan kulit bumi yang aktif terentang dari Aceh, Tarutung, Padang Panjang sampai ke Liwa Lampung sana, menjadikan kota ini cukup akrab dengan gempa bumi. Perisiwa gempa bumi paling diingat terjadi pada tanggal 28 Juni 1926, gempa dahsyat tersebut meluluhlantakan kota tua ini dan menelan banyak korban jiwa. Saking dahsyatnya peristiwa gempa bumi, sehingga generasi tua Padang Panjang yang belum akrab dengan kalender menjadikan peristiwa itu sebagai salah satu patokan waktu. Misalnya untuk menentukan tahun kelahiran mereka yang diasosiasikan disekitar peristiwa gempa tersebut.

Berikut beberapa foto usang tentang dampak gempa bumi tahunu 1926 di Padang Panjang

PADANG PANJANG HARI INI

Jika masa-masa awal abad lalu dan sebelum kemerdekaan, Padang Panjang adalah sebuah cerita manis, cerita tentang kejayaan sebuah kota kecil. Tetapi hari ini Padang Panjang adalah sebuah sosok yang sedang berjuang meraih kejayaan itu kembali. Pasca kemerdekaan kejayaan Padang Panjang berangsur surut.

Dari sisi ekonomi Padang Panjang mulai ditinggalkan oleh kota-kota sekitar  yang tumbuh pesat menjadi usat pusat pertumbuhan ekonomi seperti Bukittinggi, Solok dan Payakumbuh. karena dari sisi sumber daya alam Padang Panjang tidak kuat bersaing dengan daerah sekitar, hal ini disebabkan luas wilayah yang terlampau kecil. Dari sisi sektor kependidikan, Kota Padang Lebih dilirik, karena sebagai kota utama, Padang juga sebagai kota tujuan utama pendidikan di Sumatera Barat.

Namun bukan berarti predikat kota pendidikan lepas dari Padang Panjang. Keberadaan  Diniyah Putri, Thawalib, dan Lembaga Pendidikan Muhammadiyah dan STSI tetap membuat Padang Panjang dikenal sebagai Kota Pendidikan.

Dalam gerak bangkit kota ini, sektor pendidikan   tetap menjadi salah satu fokus pemerintah kota ini. Kepercayaan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat untuk membangun Sekolah Super Unggul di Kota Padang Panjang adalah lompatan tak terkira dalam menjaga reputasi kota ini.

Pemerintah Kota Padang Panjang hari ini memang dituntut keratif dan inovatif dalam mengembangkan kota ini. Mau dibawa kemana kota tua ini. Dari sisi Sumber Daya Alam Padang Panjang sangat minim, daerah pertanian sangat sempit untuk dikembangkan. Sektor perdagangan barangkali masih memungkinkan mengingat letak yang strategis, namun kata-kata “Letak yang strategis di persimpangan jalur utama Sumatera Barat” selama ini telah membuai Padang Panjang. Seolah-olah kata itu cukup untuk membuat Padang Panjang tumbuh besar, padahal seiring waktu,  bisa saja suatu saat Padang Panjang tidak lagi strategis mengingat telah dibukanya jalur alternatif dari Pintu masuk Sumatera Barat, Padang yaitu jalur Sicincin – Malalak yang notabene menghindari Padang Panjang.

Dalam wacana membangun Padang Panjang, anggaplah pembukaan jalur baru tersebut sebagai sebuah ancaman (thread) bagi Padang Panjang.  Kedepan ancaman tersebut mesti diminimalisir bahkan kalau perlu mempunyai dampak nol bagi Padang Panjang. Konsekwensinya adalah menjadikan Padang Panjang memiliki daya tarik. Artinya ketika orang dari Padang ke Bukittinggi dihadapkan pada dua jalur ke Bukittinggi mereka tetap memilih jalur Padang Panjang karena ada daya tarik yang tak bisa dilewatkan begitu saja.

Pariwisata mungkin bisa menjadi magnet tersebut ! Selama ini memang Padang Panjang tidak dikenal sebagi kota tujuan wisata. selama ini orang tidak begitu  mengenal daya tarik pariwisata Padang Panjang kecuali wisata Kulinernya, sering orang singgah ke Padang Panjang hanya untuk menikmati satenya kemudian pergi tanpa berminat utuk berdiam satu atau dua hari di kota ini.

Sate  Mak Syukur, Ikon Kuliner Padang Panjang

Ketan Durian…

…dan Lamang Tapai..hmm…mak nyuuss.

Kedepan kondisi  ini bisa diubah, begitu banyak potensi yang bisa diolah, dikemas dan dijual kepada pengunjung dalam konteks kepariwisataan. Disamping potensi alam yang sebagian besar belum tersentuh dan penguatan terhadap ikon pariwisata Padang Panjang yang sudah ada saat ini seperti Mifan, PDIKM, wisata kulinernya, maka sejarah panjang dan kekentalan budaya asli Minangkabau didaerah ini bisa menjadi diferensiasi  dan faktor nilai tambah kepariwisataan Padang Panjang kedepan. Dibutuhkan  kreatifitas dan analisa yang dalam untuk mengemas sejarah dan seni budaya di Padang Panjang sebagai mainstream arah pembangunan pariwisata kedepan. Saya membayangkan pada suatu saat nanti, ketika orang ingin mendapatkan wisata yang bernuansa masa lalu dan tradisi Minangkabau yang kuat, mereka menjatuhkan pilihannya pada Kota Padang Panjang. Wisata Budaya dan Sejarah telah menjadi Trade Mark kota ini kedepan, Semoga.

31 responses to this post.

  1. Posted by saidina on Agustus 7, 2010 at 3:42 pm

    tul…betul..betul, saya setuju Kota padang Panjang harus bangkit kembali. semua peluang harus dikaji kembali, padang panjang dari sudut potensi strategis seperti yang disebutkan di tulisan ini .masih optimis untuk bangkit, cuma cara untuk bangkit ?????,

    Balas

  2. padang panjang gokil abisssss……..
    kota kecil yg damai……….

    Balas

  3. Posted by copii on Oktober 12, 2010 at 5:24 am

    makasi…. fotonya bagus-bagus…

    Balas

  4. Posted by eka destri rahmawati on November 16, 2010 at 1:56 am

    ada sedikit saran…bagi orang2 yang telah berhasil diperantauan agar kembali lagi ke PP untuk meningkatkan kondisi PP ke arah yang lebih baik dari segi apapun…

    Balas

  5. lapeh taragak jo kampuang……….takana maso ketek saisuak nan ndak kan ta ulang lai……………………

    Balas

  6. Posted by Tommy on Mei 6, 2011 at 4:25 pm

    kota padang panjang masih kuat dengan Adat basandi sarak, sarak basandi kitabbullah, kota Serambi tu..
    klo kota2 di Sumbar yang lain, lah mulai hilang Minang nyo, kabau se yang tingga lae,
    caliak se lah anak2 gadih kini, malunyo lah ndk do lae do.
    PARAH…!!!

    Balas

  7. Posted by reiko maihendra on Juni 30, 2011 at 7:27 pm

    klu melihat semua foto2 ini. rindu akan kampung halaman sedikit terobati walaupun dihati ini belum merasa puas.ingin rasanya cepat2 pulang keranah minang lagi biar kerinduan ini terobati . maksih banyak ya foto2nya . salamrindu buat orang tuaku,kampung halamanku sanak saudaraku and teman2ku dari bogota , colombia south amerika.,.

    Balas

    • Posted by nurul hidayah on Maret 20, 2014 at 3:02 am

      ambo taragak jo tanah minang , di siko ambo di tanah jawa , ta ragak amek jo kampuang halaman ambo

      Balas

  8. mantap padang panjang jaman dulu dari pada sekarang

    Balas

  9. I Love Padang Panjang..

    Balas

  10. mantap klo bisa ditambahkan lagi gambar gbr saisuaknyo ya,,,

    Balas

  11. Posted by masril on Maret 31, 2012 at 3:07 pm

    bagus padang panjang zaman dulu,terkenal dengan pendidikan agamanya sampai ke pulau jawa..aku bangga denga padang panjang

    Balas

  12. Posted by bobby shabangu on Juni 10, 2012 at 9:13 pm

    I really miss padang panjang ,its people and its culture were really an eye opener to me , I hope to return there some day and see old friend especially to STSI Padang Panjang , rindu sekali teman teman ,makanya dan budayanya

    Balas

  13. Posted by randhy on Juli 2, 2012 at 10:55 am

    padang panjang emang mantap cuy

    Balas

  14. Posted by dina on Agustus 18, 2012 at 3:49 am

    padang panjang kota kelarihan ku…
    padang panjang memang kota is the best……..

    Balas

  15. Posted by ilham on Oktober 12, 2012 at 12:22 pm

    padang panjag selalu di hati dan tak pernah terlupakan
    🙂

    Balas

  16. Posted by abu aziz on November 28, 2012 at 11:44 pm

    Ya luar biasa , jadi ingat waktu kecil dahulu di tawalib dan lubuak mato kuciang, tidak terasa sudah hampir setengah abad waktu berlalu , kenagan indah

    Balas

  17. Posted by Christiyanto on April 11, 2013 at 2:02 am

    Padang Panjang Kota ketek tampek kami lahia dan digadangkan lah 23 tahun maninggakan kota tampek lahia tapi taraso dakek taruih di hati teap kalau ado wakatu cuti harus pulang ka kampuang tingga kakak padusi jo keluarganyo nan di Padang Panjang, mudah2an ado wakatu untuak pulang ka kampuang kito naiak kareta baro ka danau Singkarak atau ka kayu tanam, ibo ati ka Bukiktinggi ndak ado jalan kareta nan bisa dipakai lai terakhir kareta ka Bukiktinggi pas kelas 5 SD dek ado tentara Bulando nan dulu dinas di Padang Panjang inyo taragak naiak kareta ka Bukiktinggi jadi nyo seo sakeluarga dek kami tingga pas dakek rel gigi jadi bakaja naiak dek ado kesempatan

    Balas

  18. Posted by hendri yosa on Mei 3, 2013 at 9:04 am

    hanya satu yang lupa… tentang sutan sjahrir pejuang yang tak kalah penting perannya dengan soekarno adalah putra padang panjang…. Perdana Mentri pertama republik ini dan sempat tiga kali jadi perdana mentri…. kok bisa hilang dari bahagian padang panjang… yang kita cintai’i….

    Balas

  19. Posted by DIL on Mei 18, 2013 at 4:58 am

    really nice posting…ambo urang padang panjang juo hehehe
    izin share ya…

    Balas

  20. Posted by Mohd Nasir on Agustus 31, 2013 at 5:05 am

    Assalaamu`alaikum. Saya dan 2 lagi rakan dari Malaysia insha ALLAH, akan berkunjung ke Padang dan Bukit Tinggi dari 12.9.2013 – 14.9.2013. Tujuan ke Padang ialah untuk melawat sekolah agama, pesantren dan masjid-masjid lama. Alhamdulillah. saya telah bertemu dengan blog anda . Soalnya sekarang ialah bagaimanakah cara nak melawat ke perguruan diniyyah puteri Padang Panjang dan Sumatra Thawalib. Kami akan sampai di bandara Padang pada 12.9.2013. Kami nak naik bis dari bandara ke Padang Panjang. Adakah bis nya. Kalau ada bis nya berhenti di mana? Adakah kereta api dari bandara Padang ke Padang Panjang? shukran wajazakallahu khairan. wassalamuaalaikum warahmatullah.

    Balas

    • Wa’alaikum salam…Dari Bandara anda sewa saja minibus (istilahnya mobil travel) untuk ke Padang Panjang, dan minta untuk diantar langsung ke Diniyah Putri atau Thawalib. Saya kira yang demikian lebih praktis.

      Balas

  21. Posted by andy on Oktober 3, 2013 at 8:44 am

    Foto pasca gempa itu,foto musajik asasi di sigando ya?

    Balas

  22. Posted by kucui surman on Desember 19, 2013 at 7:56 am

    Padang panjang kota tacinto, disanalah saya dilahirkan, rindu rasanya untuk kembali berkunjung dan menikmati alamnya yang damai dan indah.

    Balas

  23. Posted by nana on Mei 14, 2014 at 2:21 pm

    rancak bana.. taragak pulang mancaliak foto2 nyo..

    Balas

  24. Posted by Mardainis on Juli 16, 2014 at 9:00 am

    Indahnya kota Padang Panjang. akan lebih indah jika transportasi kereta api tetap beroperasi. Sekarang kereta api hanya tinggal kenangan

    Balas

  25. sayang sekali lihat gerbong tanpa roda

    Balas

  26. Reblogged this on ramadaniputri and commented:
    padang panjang

    Balas

Tinggalkan Balasan ke copii Batalkan balasan